“Those who don’t believe in magic will never find it.” – Roald Dahl
Kira-kira 10 hari yang lalu saya mendapati poster film The BFG terpampang manja di Cinema 21 Bintaro Plaza. Hati langsung melonjak, “Oh my God … whaaat?!” The BFG, salah satu buku Roald Dahl yang ditulis pada tahun 1982, bakal difilmkan!
Saya fans berat buku-buku penulis fenomenal asal Inggris kelahiran 13 September 1916 ini. Sedih jugak beberapa milik saya lenyap entah ke mana, termasuk buku The BFG huhuhu. Back to topic, saya langsung googling cari tahu kapan persisnya film The BFG tayang di bioskop di Indonesia. Ta-daaa … 7 September 2016! Tak perlu menunggu lama, Kawan CM. Hati saya melonjak lagi! Kemarin tercapailah cita-cita menonton film ini sekeluarga.
Here we go. Ada tiga peraturan yang dipercaya jelang pukul 03.00 dini hari, yakni tidak boleh turun dari tempat tidur, tidak boleh dekat-dekat jendela, dan tidak boleh melihat ke balik tirai. Sophie (Ruby Barnhill), seorang anak yang tinggal di panti asuhan, melanggarnya. Akhirnya, dia “diculik” raksasa!
Sophie: “Please don’t eat me!”BFG: “You think because I’m a giant that I’m a man-gobbling cannybull?”
Raksasa berwajah ramah dan berkuping caplang yang membawa Sophie ternyata raksasa baik hati. Dia menamakan dirinya sendiri: Big Friendly Giant (BFG). BFG (dubber Mark Rylance) tidak makan manusia, melainkan snozzcumber (semacam sayuran bau dan menjijikkan hiii). BFG takut melepas Sophie karena nanti dikiranya Sophie mengadu ke orang-orang tentang dirinya. BFG bakal ditangkap dan dimasukkan ke kebun binatang. Padahal, tidak.
Singkat cerita, Sophie dan BFG bersahabat. Persahabatan yang tak biasa antara raksasa dan manusia. Saya terharu melihat BFG selalu meletakkan buku dan kacamata Sophie begitu hati-hati pada tempatnya. BFG memperlakukan kedua benda ini seolah-olah miliknya jugak. So sweet.
Jangan terkejut klen kalok tahu pekerjaan BFG sehari-hari. Dia adalah penangkap mimpi di Negeri Mimpi! Semua mimpi, baik yang buruk maupun indah, disimpan di dalam botol di “ruangan kerja” BFG. BFG memilih meniupkan mimpi yang indah ke anak-anak pada malam hari. Lucunya melihat aksi BFG “mengecoh” orang-orang agar tidak bisa melihat wujudnya pada tengah malam.
Selain BFG, di Negeri Raksasa tinggal beberapa raksasa lagi, yakni Meatdripper, Childchewer, Manhugger, Gizzardgulper, Bloodbottler, Butcherboy, dan Fleshlumpeater. Berbeda dengan BFG, mereka semua pemakan manusia! Siapa yang paling brutal? Fleshlumpeater! Kerjanya ngamuk-ngamuk tak jelas dan kejap-kejap lapar. Makjang!
Dibandingkan 7 raksasa, tubuh BGF termasuk kecik. Itu sebabnya BFG di-bully terus sama mereka. Sophie-lah yang akhirnya meletupkan keberanian BFG untuk melawan. Puncaknya ketika 7 raksasa mengacak-acak “ruangan kerja” BFG. Salah satu pesan keren yang disampaikan Dahl lewat cerita ini. Dan, pastinya, negeri manusia resah karena anak-anak diculik dan dimakan oleh 7 raksasa. Sophie dan BFG ingin menghentikan semua ini. Apa akal? Tonton aja, ya!
Dahl terkenal dengan imajinasinya yang liar dan cenderung "dark". Sebelum menonton, saya sangat berharap duet sutradara Steven Spielberg dan penulis naskah Melissa Mathison mampu menuangkan keunikan-keunikan Dahl ke dalam film mereka. Kalaupun tidak, janganlah melenceng jauh-jauh kali. Ya ya ya saya paham bahwa buku dan film bukan media yang sama. Butuh kerja keras dari para sineas untuk menggarap sebuah film yang diadaptasi dari buku. Konon pulak ini buku Roald Dahl. Tapi, saya tetap berharap. :)) Alhamdulillah, sepertinya Spielberg dan Mathison cukup berhasil. Sekilas saya buka-buka e-book The BFG dan menarik kesimpulan ide-ide Dahl tetap sesuai jalur. Visualnya cantik nian. Wujud raksasa tampak benar-benar nyata. Bahasa raksasa yang lain daripada yang lain bikin saya makin jatuh cinta. Terberkatilah penerjemah buku dan film The BFG!
“They would be putting me into the zoo or the bunkumhouse with all those squiggling hippodumplings and crock-adowndillies.”
“You is getting nosier than a parker.”
“Your Majester, I is your humbug servant.”
Adegan yang paling saya suka adalah adegan Sophie dan BFG berkelana ke Negeri Mimpi. Pendar-pendar mimpi indah dan mimpi buruk aneka warna berkejaran ke sana kemari. Andaikan bisa saya tangkap satu mimpi yang paling indah, lalu ditiupkan setiap malam menjelang tidur pasti asyik hohoho. Satu lagi, adegan BFG dan Sophie di istana Queen of England (Penelope Wilton). Senyum-senyum waktu Queen of England menelepon Boris (yang ternyata Boris Yeltsin, mantan presiden Rusia) dan Nancy (istri Ronny a.k.a Ronald Reagen, mantan presiden Amerika). Puaaasss ketawa melihat tingkah mereka semua setelah menenggak minuman hijau bernama frobscottle! :))
Oiya, sekadar info, Kawan CM yang pengin membaca buku The BFG (berbahasa Inggris), bisa instal aplikasi Bookmate. Gratis dan legal. Baca bukunya, tonton filmnya, dua-duanya mantap.
Well, seandainya masih hidup, lusa ini Dahl berulang tahun yang ke-100. Saya ingin berterima kasih karena karya-karyanya telah membantu menghidupkan jiwa kanak-kanak saya. Jangan biarkan jiwa kanak-kanak dalam diri kita pergi. Ingatlah saat-saat di mana kita berlari riang tanpa beban, bebas berimajinasi seluas cakrawala, tiada risi menertawakan kekonyolan sendiri, dst. Kita bahagia!
Jadi, Kawan CM mimpi indah semalam? Siapa tahu, ya, siapa tahu BFG telah mampir ke rumah klen dan meniupkan mimpi indah itu.
Cerita Melalak kasih apresiasi 5 dari 5 bintang. [] Haya Aliya Zaki
Foto-foto diambil dari fanpage The BFG Movie