“Kenapa semua menjadi tugas Ayah, Bunda? Kenapa harus Ayah yang menolong mereka? Bagaimana kalau Kakak yang butuh pertolongan? Apakah Ayah akan menolong Kakak?” - Eka
Prinsip mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi, berlaku keras untuk orang-orang yang terutama berprofesi di bidang rescue dan kesehatan. Tidak semua orang mau dan mampu menjalaninya.
Demikian yang terjadi dalam kehidupan Addri (Vino G. Bastian) yang bekerja di BASARNAS. Dia menjalani profesinya dengan sepenuh hati. Istrinya, Indri (Putri Ayudya), ibu rumah tangga yang cantik dan lembut. Mereka dikaruniai dua buah hati yang cakep-cakep, Eka (Yasamin Jasem) dan Dwi(Adryan Bima).
Hari-hari Addri disibukkan dengan menolong nyawa orang. Suatu ketika, Jakarta ditimpa banjir. Dalam bencana banjir Jakarta, Addri menolong Arifin (Deva Mahenra), seorang analis BMKG. Waktu itu Arifin sedang berusaha mengambil cincin pernikahannya di basement sebuah gedung. Di sinilah perkenalan Addri dan Arifin bermula.
Kian hari intensitas hujan kian sulit dibendung. Banjir semakin parah. Peristiwa ini sampai membuat Addri melewatkan momen resital piano Eka, anaknya. Eka kecewa dan berprasangka ayahnya tidak pernah memperhatikan dirinya.
Singkat cerita, Jakarta porak poranda diamuk bencana alam yang dahsyat. Gempa bumi menerjang. Tanggul Katulampa jebol. Badai Laluna siap-siap mengadang. Korban tewas bergelimpangan. Selain Addri, Arifin dan Denanda (Acha Septriasa), kekasih Arifin yang berprofesi perawat, mati-matian menyelamatkan Jakarta. Berhasilkah mereka? Mmm … cakap-cakap, ke mana pasukan polisi dan TNI? Mereka yang turun ke jalan bisa dihitung dengan jari. Daaan, di sini saya agak bingung, kenapa pulak yang disebut-sebut di film cuma Jakarta? Apa kabar Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi? Ibarat kata, mereka “penyangga” Kota Jakarta. Contoh kasus gempa Aceh, sikit banyak Medan kena imbasnya.
Fyi, kabarnya, film garapan sutradara Rako Prijanto ini merupakan film Indonesia pertama yang bertema disaster yang memakai special effect computer-generated imagery (CGI). Meski belum setara dengan film-film Hollywood, saya angkat topi tinggi-tinggi untuk tampilan demi tampilan scene yang lumayan canggih. Tak heran, biaya pembuatannya mencapai 12 miliar. Biaya yang termasuk besar untuk pembuatan sebuah film di Indonesia.
Lanjut, semakin ke sini, apa yang saya khawatirkan terjadi. Eka tewas terseret banjir. Addri gagal menyelamatkan anaknya sendiri. :(( Kalimat Eka terngiang-ngiang di kepala saya dan ini yang bikin nyesek. So, bisa dipastikan, Indri amat terpukul atas kehilangan Eka. Jiwanya terguncang. Sikap Indri semakin menjadi-jadi ketika melihat suaminya terus saja sibuk menolong orang lain.
“Menjaga anak-anak tugas Bunda, bukan tugas Ayah. Makanya yang merasa kehilangan adalah Bunda, bukan Ayah.” – Indri
Dua kalimat Indri yang sangat menohok Addri. Ekspresi wajah Addri saat mendengar kalimat ini, saya acungi jempol. Addri tidak banyak berkata, namun matanya memancarkan rasa sakit dan kehilangan yang teramat dalam.
Standing applause untuk akting para pemain film BANGKIT!, khususnya Vino G. Bastian, Putri Ayudya, dan Adryan Bima. Tak mudah menjaga emosi yang sama berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Berdasarkan info dari Putri Ayudya, film ini dibuat selama 2,5 bulan. See, kebayang effort luar biasa dari para pemainnya kan? Belum lagi mereka harus berimajinasi seolah-olah jalanan hancur dan gedung roboh. Aslinya, mereka hanya berhadapan dengan green screen di TKP. Double standing applause untuk Adryan Bima. Belajar akting di mana ko, Dek? Kecik kecik cabe rawit. Meski kecik, aktingnya podas bah! Banyak konflik dalam film, tapi semua dianyam dengan cukup rapi. Dramanya dapat, tegang, sedih, haru, bahagia, semua bikin perasaan campur aduk. Kami dibetot penasaran sampai ke akhir cerita. Saya dan suami beberapa kali mengusap air mata. Sayang, drama ini kurang dinampakkan di trailer filmnya.
Oiya, saya merasa judul BANGKIT! kurang cocok. Soalnya, penonton full disuguhi scene bencana, bencana, dan bencana nan mencekam. Cocoknya judulnya disesuaikan sama isi film seperti film tema bencana Hollywood yang pernah ada, antara lain Armageddon, Twister, dan Deep Impact. Lhaaa, kek mananya ini, apa saran untuk judul bahasa Indonesianya kalok gitu? Ampooon … awak sendiri pun belum nemu judul bahasa Indonesia yang eye catching + ear catching! *paok kalilah sok sok kasih kritik tapi tak bisa kasih solusi* *ditokok orang satu kampung*
![]() |
Putri Ayudya dan si kecik kecik cabe rawit Adryan Bima |
![]() |
Foto bareng arteees! :)) |
Kamis kemarin, film BANGKIT! resmi 3 minggu tayang di bioskop. Mudah-mudahan bisa bertahan lebih lama lagi. Saya mengimbau (((MENGIMBAU))) supaya weekend ini Kawan CM mengajak keluarga nonton. Kapan lagi nonton film Indonesia pertama yang bertema disaster dengan special effect CGI? Di bioskop Jakarta dan Tangerang film BANGKIT!masih tayang. Di Medan udah tak ada. :(( Kalok bisa, jangan kelamaan duduk termenung ala Pak Belalang menunggu tayang di teve. Film yang tayang di teve itu banyak scene yang dipangkas karena harus masuk iklan. Berkurang sedapnya nonton. :p
Cerita Melalak kasih apresiasi 4 dari 5 bintang. [] Haya Aliya Zaki